Selasa, 16 Desember 2008

SAJAK-SAJAK ORANG PINGGIRAN

Oleh: Ahmad abu muthmainnah

Sapu-sapu
Baju kuning, sengatan matahari
Jalan-jalan kota, sampah bertumpuk
Sapu-sapu menepis sampah
Sampah kota, rakyatpun lupa

Baju kuning, wajah semangat
Indah kota, Ia bahagia
Kota menuntut, Ia bekerja

Baju kuning, tepi jalan
Badan berpeluh, bersih harapan
Warna hidup lukisan mata

Baju kuning di pagi buta
Seakan berteriak
Aku Pahlawan adipura
(ranai, 8 november 2008)

Catatan anak jalanan
Aku adalah mereka
Aku juga anak-anak
Aku hanya berbeda takdir

Di otakku terukir cita
Di benakku terlukis sejuta angan
Panas dan dingin kota
Aku tetap sabar

Aku adalah mereka
Aku hanya berbeda rizki
Di hatiku ada rasa
Di hatiku ada pilu

Anak sebaya bersekolah
Aku menghiasi jalan
Anak sebaya memakan roti
Aku hanya makan hati
(natuna, 8 november 2008)





Teriakan anak jalanan
aku hanya anak jalanan
aku hanya penjual koran
aku hanya pemungut sampah
aku hanya anak nelayan
aku hanya satu dari sejuta
aku hanya satu dari banyak
aku hanya anak-anak
aku butuh perlindungan, cinta, kasih sayang
tapi itu hanya angan.
Dimana kini manusia pemilik hati…
Pemilik mobil mewah
Pemilik uang berlimpah
Aku di sampingmu…
Tapi…
Engkau hanya diam
(bunguran timur,8 november 2008)

Lihatlah Aku
kutatap mobil mewah
kutatap rumah megah
kutatap dan kutatap
tapi itu hanya tatapan
seandainya itu milikku

aku mengerti, aku berbeda
aku paham, aku hanya angan
aku diam, tapi aku bersyukur
aku tersenyum dalam sakit
aku harap dalam angan
“kapan mereka mau membantuku”
(bunguran timur,8 november 2008)

sajak-sajak....

Sajak-sajak tanpa rupa
Oleh: Ahmad abu muthmainnah

Kadang Lupa
Kadang lupa…
Kita mati
Kapan mati?
Dimana mati?

Kadang lupa…
Perjalanan pendek
Pendeknya dunia
Angan-angan panjang
Tapi…
Bekal kosong

Kadang lupa…
Tanggungjawab menggunung
Bekal-bekal kosong
Sibuk diri lupa daratan
(bunguran timur,8 november 2008)

Dalam diam
Aku diam
Waktu berputar
Aku terpaku
Waktu hilang
Aku termenung
Waktu lenyap
Aku senyap
Manusia berlari
Aku terikat
(ranai, 8 november 2008)
















Lukisan wajah
lihatlah
aku diam, diam patung
lihatlah
aku menangis, tangis pilu
lihatlah
aku marah, marah singa
lihatlah
aku murung, murung bidadari
lihatlah
aku adalah aku, warna-warni rona muka
(natuna, 8 november 2008)



Detik-detik
waktu…
Berputar tanpa kembali
Berputar tanpa mengulangi
Hembusan nafas harga diri
Tapi…
Hanya ada lupa dan lalai

Waktu…
Durasi lukisan hidup
Detik-detik tak terjual
Hilang dan tak kembali

Waktu…
Harta, perhiasan dan tanggungjawab
Tapi…
Manusia banyak lupa diri
(Ranai, 8 november 2008)