Minggu, 16 November 2008

mengayunkan rizki mencari rizki

Sabar dan ulet! Itulah moto pengusaha muda dari Magelang bernama Heri Kurniawan. Heri-panggilan akrab Heri Kurniawan, adalah pemilik usaha HIAS Cooperation yang bergerak di bidang makanan, konveksi, dan Event Organizer (EO). Unit usaha ini termasuk salah satu unit usaha yang berkembang cukup pesat di kota Yogyakarta pada 2008. Sejak didirikan pada 2006, HIAS Cooperation telah memiliki omzet 20 juta per bulan. Bagaimana kisahnya?
Awal Mulai Membuka Usaha"Saya sudah mulai berbisnis sejak duduk di bangku SMU. Pada waktu itu, saya berdagang keripik kentang dan berbagai macam pakaian. Hasilnya cukup lumayan." Begitulah penuturan Heri ketika ditanya tentang awal mula usahanya. Usaha konveksi dan berdagang keripik kentang adalah usaha awal yang dijalani. Untuk menjalankan usahanya tersebut, Heri rela mencari bekerja cukup keras. Setiap hari, ia mencari pesanan pembuatan jaket, seragam olah raga, seragam sekolah, dan atribut sekolah lainnya di beberapa sekolah . Ia juga tak sungkan untuk menawarkan keripik kentang kepada teman-temannya.
Heri sudah terbiasa dengan kerja keras. Ketika duduk di bangku SMU, akhir pekan tidak ia gunakan untuk bersantai atau pacaran, tetapi waktunya diisi dengan traveling ke kota Bandung. Kegiatan ini hampir setiap minggu dilakukan dalam rangka membeli konveksi pesanan konsumen. Banyak cerita yang tidak menyenangkan dari kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa rasa capek sering datang melanda. "Sabtu sore, aku berangkat ke Bandung. Sampai Bandung Ahad pagi, kemudian Senin pagi harus masuk sekolah jam 06.30. Rasanya lelah sekali.", kata Heri menggambarkan perjuangannya kala itu.
Seusai menamatkan pendidikan di bangku SMU, Heri memutuskan untuk kuliah di jurusan Manajemen Islam di Universitas Islam Bandung. Pilihan kuliah di Bandung dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengembangkan jangkauan pasar yang lebih luas. Akan tetapi, kegiatan kuliah di Bandung hanya bertahan 1 semester karena Heri memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta. Ia melihat, peluang usaha di Yogyakarta lebih menjanjikan daripada di Bandung. Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Manajemen Pemasaran pun menjadi pilihan Heri untuk melanjutkan studi.Sepercik Harapan di Kota Pelajar Naluri berdagang Heri pun tumbuh di Kota Pelajar. Langkah awal yang ia lakukan untuk memulai usaha adalah membangun relasi dengan semua pihak. Untuk memuluskan tujuannya tersebut, Heri mendaftarkan diri menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM dan Jamaah Shalahuddin (JS). Pilihan Heri untuk bergabung dengan dua UKM tersebut sangat tepat karena dalam waktu satu tahun ia mampu membangun jaringan bisnis di kalangan mahasiswa. Uniknya lagi, Heri juga menjalin silaturahmi dengan beberapa pelaku bisnis di Kota Sepeda ini sehingga ia mudah mendapatkan modal.
Pada akhir 2006, Heri memberanikan diri untuk membangun HIAS Cooperation. Produk awal yang ditawarkan adalah roti ber-merk AHA Bakery. Dalam membangun usaha roti ini, Heri sangat memperhatikan masalah kehalalan dan kebaikan produknya. Ia memiliki konsep bisnis "Menyediakan Makanan Halal Dengan Standar MUI". "Bagiku, bekerja itu juga beribadah. Aku tidak mau mendapat untung banyak tetapi tidak halal." Ungkap Heri menjelaskan konsep tersebut.Dorongan dan HambatanKesuksesan HIAS Cooperatin tidak muncul dengan sendirinya. Selain atas ijin Alloh, tentu ada dorongan yang kuat. Dorongan tersebut berupa kesadaran untuk bisa mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Kesadaran ini diperoleh dari keluarga yang senantiasa mengajarkan hidup dengan bekerja keras dan beribadah. Manusia wajib berusaha dengan maksimal sementara Allah yang menentukan hasilnya. Adapun sebab usaha dagang menjadi pilihan Heri adalah sebuah hadist yang menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rizki berasal dari perdagangan. "Aku sangat tersentuh ketika mengetahui ada hadist yang menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rizki itu dari berdagang. Aku menjadi bertambah semangat." Ungkap Heri dengan penuh semangat.
Akan tetapi, dorongan dan semanat tersebut terkadang luntur ketika hambatan datang. Heri menuturkan bahwa ia pun sering menderita kerugian karena berbagai macam faktor. Hambatan bisa berasal dari intern atau ekstern usaha. Jika tidak hati-hati, hambatan ini yang akan menghancurkan usa-ha. Oleh karena itu, kunci untuk mengatasi masalah adalah menjadikan masalah tersebut sebagai media pembelajaran untuk men-jadi lebih baik.Harapan dan Tips Membuka UsahaKeberhasilan yang diper-oleh Heri saat ini tidak membuat dirinya berusaha untuk mengalahkan dan mematikan potensi pengu-saha muda lainnya. Ia justru memberikan beberapa tips bagi para remaja yang ingin membuka usaha. Tips terse-but diantaranya :
1. Membiasakan diri untuk bersilaturahmi dan ber-sedekah2. Mulailah usaha sedini mungkin3. Jangan takut untuk gagal atau rugi4. Mintalah keridhoan orang tua5. Jangan jadikan konsumen sebagai raja, tetapi jadikanlan mereka sebagai orang penting.
Semoga sedikit kisah ini memberikan semangat dan ide baru bagi para pembaca. Adakah yang mau jadi pengusaha?

Tidak ada komentar: